MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
I. PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
a. Menurut J.S Furnivall
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam satu kesatuan politik
b. J. Nasikun
Masyarakat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memilki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga system nilai dari kesatuan-kedsatuan social serta sering munculnya konflik-konflik social
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam satu kesatuan politik
b. J. Nasikun
Masyarakat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memilki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga system nilai dari kesatuan-kedsatuan social serta sering munculnya konflik-konflik social
c. Menurut Van den Berg
Masyarakat multicultural memiliki karakteristik :
Masyarakat multicultural memiliki karakteristik :
1. Terjadinya
segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki
subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
2. Memiliki
struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer
3. Kurang
mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai
social yang bersifat mendasar
4. Relative
sering terjadi konflik diantara kelompok yang ada
5. Secara
relative integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di
bidang ekonomi
6. Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
·
Ciri-ciri masyarakat multicultural secara umum:
1. Adanya
pengakuan terhadap perbedaann & kompleksifitas kehidupan .
2. Adanya
perlakuan yan g sama terhadap semua komunitas baik yang mayoritas maupun
minoritas .n
3. Kesederajatan
kedudukan dalam keaneragaman dan perbedaan secara individu / kelompok .n
4. Penghargaan
yan g tinggi terhadap HAM dan saling menghormati .n
5. Adanya
kebersamaan , kerjasama dan hidup berdampingann
·
Jenis-jenis masyarakat multikultur/majemuk
1. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang memiliki kekuatan kompetisi seimbang
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang memiliki kekuatan kompetisi seimbang
2. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang
3. Masyarakat majemuk denganminoritas dominan
Kelompok minoritas memiliki kekuatan kompetitif di atas yang lain sehingga mendominasi politik dan ekonomi
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Tidak ada satu kelompokpun mempunyai posisi politik atau ekonomi dominan
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang
3. Masyarakat majemuk denganminoritas dominan
Kelompok minoritas memiliki kekuatan kompetitif di atas yang lain sehingga mendominasi politik dan ekonomi
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Tidak ada satu kelompokpun mempunyai posisi politik atau ekonomi dominan
II. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MASYARAKAT MULTIKULTURAL
INDONESIA
1. Keadaan geografis
Terdiri dari 17 ribu pulau merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya multicultural suku bangsa di Indonesia
2. Pengaruh kebudayaan asing
Karena terletak di jalur perlintasan menungkinakan penyebaran agama dan kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang
3. Kondisi iklim yang berbeda
Perbedaan tempat tinggal, dipantai dan dipedalaman, perbedaan curah hujan dan kesuburan menyebabkan masyarakat Indonesia berbeda.
1. Keadaan geografis
Terdiri dari 17 ribu pulau merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya multicultural suku bangsa di Indonesia
2. Pengaruh kebudayaan asing
Karena terletak di jalur perlintasan menungkinakan penyebaran agama dan kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang
3. Kondisi iklim yang berbeda
Perbedaan tempat tinggal, dipantai dan dipedalaman, perbedaan curah hujan dan kesuburan menyebabkan masyarakat Indonesia berbeda.
·
Integrasi masyarakat Indonesia dalam kesatuan
wilayah Republik Indonesia dipicu oleh peristiwa:
1. Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit telah mempersatukan suku bangsa-suku bangsa Indonesia
dalam kesatuan politis, ekonomis dan social.
2. Kekuasaan
kolonialisme Belanda selama tiga setengah abad telah menyatukan suku
bangsa-suku bangsa di Indonesia dalam satu kesatuan nasib dan cita-cita
3. Selama
pergerakan nasional, para pemuda Indonesia telah menolak menonjolkan isu
kesukubangsaan dan melahirkan Sumpah Pemuda
4. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia RI 17 Agustus yang mendapat dukungan dari semua suku
bangsa di Indonesia yang mengalami nasib yang sama di bawah penjajahan Belanda
dan Jepang.
III. KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
DI INDONESIA
·
Menurut Koentjaraningrat, klasifikasi
keanekaragaman warna masyarakat dan kebudayaan di Indonesia adalah:
1. Tipe
Masyarakat berdasarkan system berkebun yang sangat sederhana
2. Tipe
masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah
3. Tipe
masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah
dengan orientasi kota
4. Tipe masyarakat
pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai tanaman
pokoknya
5. Tipe
masyarakat perkotaan
6. Tipe
masyarakat metropolitan
·
Pengelompokan dalam beberapa kelompok tertentu:
1. kelompok etnis
Bentuk kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap dan system politik serta telah mengembangkan subkulturnya sendiri.
Kelompok etnis yang ada di Indonesia:
Bentuk kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap dan system politik serta telah mengembangkan subkulturnya sendiri.
Kelompok etnis yang ada di Indonesia:
1. Pulau
Sumatra (suku Aceh, Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawai, Nias,
Palembang, Lampungh)
2. Pulau
Kalimantan (suku Dayak, Banjar, Melayu)
3. Pulau
Jawa (suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger, Betawi)
4. Pulau
Sulawesi (suku Minahasa, Sangir, Bolang Mangondo, Gorontalo, Toraja, Bugis,
Makasar, Mandar)
5. Pulau
Bali (suku Bali Aga, orang Bali pendatang)
6. Pulau
Maluku (suku Ambon, Kei, Tual, Dobo, Morotai)
7. Pulau
Papua (suku Waigeo, Bantanta, Timika, Asmat, Dani, Kubu Anak dalam)
8. Pulau
Nusa Tenggara (suku Sasak, Dompu, Helong, Timor, Lio, Alor)
2. Kelompok keagamaan
Indonesia terdiri atas banyak pemeluk umat beragama.
Indonesia terdiri atas banyak pemeluk umat beragama.
3. Kelompok social berdasarkan stratifikasi social
Stratifikasi tidak hanya mendasarkan pada aspek ekonomi saja, tetapi orang mulai berlomba menaikkan status social dengan pendidikan
Stratifikasi tidak hanya mendasarkan pada aspek ekonomi saja, tetapi orang mulai berlomba menaikkan status social dengan pendidikan
IV. MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1. Kesenjangan Multidimensional
Terdapat kesenjangan hamper semua aspek kehidupan.
Terdapat kesenjangan hamper semua aspek kehidupan.
·
Kesenjangan aspek kemasyarakatan
Mencakup penyelenggaraan organisasi social,
system politik, dan system hokum
·
Kesenjangan sosiografis antara pulau Jawa dan
pulau-pulau di Indonesia
Kesenjangan dalam hal kepadatan penduduk,
kemajuan pendidikan, dan tingkat kemakmuran serta keterlibatan dalam komunikasi
serta telekomunikasi nasional maupun internasional
·
Kesenjangan yang berkaitan dengan aspek materiil
Perkembangan industrialisasi yang terkonsentrasi
di Pulau Jawa telah memperbesar kesenjangan Jawa dan luar Jawa.
·
Kesenjangan antara mayoritas dan minoritas
1. Kesenjangan
antara pribumi dan non pribumi
2. Kesenjangan
antara penganut agama mayoritas dan penganut agama minoritas
3. Kesenjangan
antara kaya dan miskin
4. Kesenjangan
dalam bidang sosiokultural yang menyangkut struktur piramida kekuasaan
2. Konflik antaretnis dan antarpemeluk agama yang berbeda
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang etrgolong pribumu dengan kelompok suku bangsa yang etrgolong pendatang, yang diakibatkan oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang(oknum) yang bertindak sebagai preman dan criminal yang telah mendominasi hamper keseluruhan bidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror
Dampak dari pendominasian kekerasan dan terror:
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang etrgolong pribumu dengan kelompok suku bangsa yang etrgolong pendatang, yang diakibatkan oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang(oknum) yang bertindak sebagai preman dan criminal yang telah mendominasi hamper keseluruhan bidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror
Dampak dari pendominasian kekerasan dan terror:
·
kemunculan kesadaran dan kemantapankesukubangsaan
pada mereka yang merasa ditidakadili dan yang menjadi tidak berdaya sebagai
lawan dari kesukubangsaan para preman dan orang-orang yang tergolong sebagai
suku bangsa preman
·
Kemunculan dan kemantapan stereotif dan prasangka
terhadap mereka yang tergolong suku bangsa preman dan pelaku criminal yang
didasari oleh kebencian yang mendalam.
·
Munculnya perlawanan secara perorangan dan
kelompok-kelompok kecil dari masyarakat terhadap dominasi preman dan pelaku
criminal.
V. Perkembangan Keanekargaman dalam Masyarakat
Interaksi yaitu berkumpulnya anggota kelompok
yang berbeda dalam satu kelompok sosial yang sama. Suatu kelompok social
berdasarkan atas persamaan daerah, suku bangsa, agama, ras, dan lapisan social
sehingga dapat disatukan menjadi sebuah kelompok social.
Dalam kelompok social itu terjadi persilangan ( interseksi ) maupun konsolidasi, misalnya antara Klan dan suku bangsa. Keadaan demikian oleh Peter M. Blau disebut sebagai intersected social structure dan consolidated social structure.
Dalam kelompok social itu terjadi persilangan ( interseksi ) maupun konsolidasi, misalnya antara Klan dan suku bangsa. Keadaan demikian oleh Peter M. Blau disebut sebagai intersected social structure dan consolidated social structure.
A. Intersected social structure
Suatu struktur social dinamakan intersected apabila keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang ada bersifat silang – menyilang (interseksi). Sebuah kelompok terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras, agama, dll.
Keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang saling menyilang ( intersected atau cross cutting affiliation ) akan menimbulan terjadinya loyalitas yang juga silang – menyilang ( cross cutting loyalities ).
Interseksi ( Persilangan ) Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok-Kelompok Sosial :
Interaksi merupakan gambaran tentang terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok social tertentu, hal ini terjadi akibat adanya sifat keterbukaan dalam system pelapisan social dan diferensiasi social yang ada dalam masyarakat.
Contohnya adalah orang dari suku Jawa, Madura, Sunda yang masuk menjadi anggota partai A sehingga tergolong pada masyarakat yang berpartisipasi palitik di partai A.
Suatu struktur social dinamakan intersected apabila keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang ada bersifat silang – menyilang (interseksi). Sebuah kelompok terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras, agama, dll.
Keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang saling menyilang ( intersected atau cross cutting affiliation ) akan menimbulan terjadinya loyalitas yang juga silang – menyilang ( cross cutting loyalities ).
Interseksi ( Persilangan ) Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok-Kelompok Sosial :
Interaksi merupakan gambaran tentang terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok social tertentu, hal ini terjadi akibat adanya sifat keterbukaan dalam system pelapisan social dan diferensiasi social yang ada dalam masyarakat.
Contohnya adalah orang dari suku Jawa, Madura, Sunda yang masuk menjadi anggota partai A sehingga tergolong pada masyarakat yang berpartisipasi palitik di partai A.
Cross cutting affiliations yang melahirkan cross
cutting loyality, selain dapat meredakan konfllik juga dapat digunakan sebagai
penyeimbang untuk mencegah terjadinya konflik yang tajam di antara suku – suku
bangsa.
Jadi, konsekuensi perubahan interseksi terhadap diferensial adalah perubahan yang mengarah pada kemajuan dalam segala aspek kehidupan dengan maksud mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih ber- Bhineka Tunggal Ika.
Jadi, konsekuensi perubahan interseksi terhadap diferensial adalah perubahan yang mengarah pada kemajuan dalam segala aspek kehidupan dengan maksud mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih ber- Bhineka Tunggal Ika.
·
Proses persilangan antarkelompok masyarakat akan
memberikan dampak sebagai berikut
1. Melahirkan
perasaan saling memiliki dan tanggung jawab
2. Mengikat,
terhadap tempat atau wadah keanggotaannya
3. Tetap
memilki loyalitas terhadap kelompok sosialnya
4. Mengecek
terjadinya konflik antarkelompok social tersebut
5. Mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa
B. Consolidated social structure
Struktur social masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter, sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Sebuah kelompok social merupakan wadah orang – orang yang stu ras, satu suku bangsa, atau satu agama
Struktur social masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter, sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Sebuah kelompok social merupakan wadah orang – orang yang stu ras, satu suku bangsa, atau satu agama
Konsolidasi Keanggotaan Warga Masyarakat dalam
Kelompok Sosial
Kata konsolidasi berasal dari bahsa latin consolidation, yang artinya penguatan. Konsolidasi adalah gambaran tentang terjadinya proses memperkuat hubungan, persatuan, atau tumpang tindihnya keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social tertentu akibat adanya sifat keterbukaan dalam system deferensiasi.
Kata konsolidasi berasal dari bahsa latin consolidation, yang artinya penguatan. Konsolidasi adalah gambaran tentang terjadinya proses memperkuat hubungan, persatuan, atau tumpang tindihnya keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social tertentu akibat adanya sifat keterbukaan dalam system deferensiasi.
Proses Interaksi dan Konsolidasi Keanggotaan
Warga Masyarakat dalam Kelompok Sosial :
Proses kehidupan bermasyarakat mulai dari adanya kelompok yang paling kecil yang disebut keluarga. Dari keluarga tersebut auatu kelompok yang disebut Klan. Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui keturunan ayah ( patrilineal ) dan garis keturunan ibu ( matrilineal ) yang menunjukkan adanya integrasi social, seperti kesatuan wilayah, adapt istiadat, hak – hak istimewa. Contohnya adalah perkawinan wanita dari Bali denagn seorang laki – laki dari suku Jawa. Kemudian dalam upacara perkawinan tersebut menggunakan upacara adat dari kedua suku tersebut, sehingga terwujud keserasian dan keharmonisan.
Proses kehidupan bermasyarakat mulai dari adanya kelompok yang paling kecil yang disebut keluarga. Dari keluarga tersebut auatu kelompok yang disebut Klan. Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui keturunan ayah ( patrilineal ) dan garis keturunan ibu ( matrilineal ) yang menunjukkan adanya integrasi social, seperti kesatuan wilayah, adapt istiadat, hak – hak istimewa. Contohnya adalah perkawinan wanita dari Bali denagn seorang laki – laki dari suku Jawa. Kemudian dalam upacara perkawinan tersebut menggunakan upacara adat dari kedua suku tersebut, sehingga terwujud keserasian dan keharmonisan.
Konsekuensi Konsolidasi dalam Masyarakat
Multikultural
Di dalam masyarakat Indonesia konsolidasi atau konsolidasi atau tumpang tindih keanggotaan dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Orang Bali identik dengan Hindu, orang melayu identik dengan orang Islam, dan orang Minahasa identik dengan Kristen Protestan. Akibat adanya tumpang tindih ( konsolidasi ) keanggotaan ini anggota masyarakat dapat digolongkan menurut suku bangsa sekaligus juga dapat digolongkan menurut agama
Di dalam masyarakat Indonesia konsolidasi atau konsolidasi atau tumpang tindih keanggotaan dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Orang Bali identik dengan Hindu, orang melayu identik dengan orang Islam, dan orang Minahasa identik dengan Kristen Protestan. Akibat adanya tumpang tindih ( konsolidasi ) keanggotaan ini anggota masyarakat dapat digolongkan menurut suku bangsa sekaligus juga dapat digolongkan menurut agama
Dari contoh diatas, terlihat bahwa terjadi
tumpang tindih parameter sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga
masyarakat di dalam kelompok social. Adanya kelompok social yang berusaha
mempertahankan identitas dirinya seperti suku bangsa dan agama ini dinamakan
primoordialisme.
Primordialisme yang terbentuk ini dapat berdampa positif dan negative. Apabila primordialisme itu diarahkan untuk memelihara kekerabatan serta budaya daerah dalam menunjang persatuan bangsa dan terpeliharanya kebudayaan nasional bangsa maka primordialisme dikatakan berdampak positif.
Primordialisme yang terbentuk ini dapat berdampa positif dan negative. Apabila primordialisme itu diarahkan untuk memelihara kekerabatan serta budaya daerah dalam menunjang persatuan bangsa dan terpeliharanya kebudayaan nasional bangsa maka primordialisme dikatakan berdampak positif.
Primordialisme juga dapat bersifat negative jika
primordialisme melahirkan sikap rasialisme, sukuisme, dan primordialisme
ekstrimisme sehingga akan mengganggu dan memudarkan persatuan dan kesatuan
bangsa.
Adanya primordialisme sebagaimana diuraikan diatas, juga mendorong lahirnya berbagai organisasi social politik, diantaranya adalah Partai Nasional Indoneaia ( PNI ), Majelis Syura Muslim Indonesia ( Masyumi ). Di samping itu ada pula organisasi – organisasi lainnya yang bersifat kedaerahan, antara lain Jong Java, Jong Sumatera Bond, dll.
Adanya primordialisme sebagaimana diuraikan diatas, juga mendorong lahirnya berbagai organisasi social politik, diantaranya adalah Partai Nasional Indoneaia ( PNI ), Majelis Syura Muslim Indonesia ( Masyumi ). Di samping itu ada pula organisasi – organisasi lainnya yang bersifat kedaerahan, antara lain Jong Java, Jong Sumatera Bond, dll.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konsekwensi
perubahan konsolidasi terhadap diferensiasi social pada masa lalu hanya sekedar
untuk mengikat persatuan bagi kepentingan kelompok atau kepentingan tertentu.
Sedangkan masa sekarang konsolidasi mengikat persatuan untuk kepentingan yang
lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan Negara di segala bidang.
VI. Masalah Perkembangan Kelompok Sosial
1. Primordialisme
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku – suku bangsa.
Latar belakang timbulnya primordialisme antara lain sebagai berikut
Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada ras, suku bangsa, daerah asal, dan agama.
Ingin mempertahankan keunggulan kelompok atau komunitas dari ancaman luar.
Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi karena keterkaitann dengan system keyakinan, misalnya nilai keagamaan dan falsafah hidup di dalamnya.
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku – suku bangsa.
Latar belakang timbulnya primordialisme antara lain sebagai berikut
Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada ras, suku bangsa, daerah asal, dan agama.
Ingin mempertahankan keunggulan kelompok atau komunitas dari ancaman luar.
Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi karena keterkaitann dengan system keyakinan, misalnya nilai keagamaan dan falsafah hidup di dalamnya.
·
Dampak negative dari primordialisme antara lain
1. Menghambat
hubungan antarbangsa
2. Menghambat
proses asimilasi dan integrasi
3. Mengurangi
bahkan menghilangkan objektivitas ilmu pengetahuan.
4. Penyebab
terjadinya diskriminasi ( perbedaan secara sengaja terhadap) golongan tertentu
yang didasarkan pada ras, agama, mayoritas, dan minoritas masyarakat ).
5. Merupakan
kekuatan terpendam ( potensi ) terjadinya konflik antara suku suku bangsa.
·
Sedangkan dampak sisi positif primordialiisme
antara lain sebagai berikut
1. Meneguhkan
cinta tanah air
2. Mempertinggi
kesetiaan terhadap bangsa
3. Mempertinggi
semangat patriotisme
4. Menjaga
keutuhan dan kestabilan budaya
2. Etnosentris
Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling baik.
Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling baik.
·
Dampak negatifyang lebih luas dari sikap
etnosentris lainnya, yaitu :
• Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan
• Menghammbat pertukaran budaya
• Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
• Memicu timbulnya konflik social
• Menghammbat pertukaran budaya
• Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
• Memicu timbulnya konflik social
Bukti adanya sikap Etnosentris adalah hamper
setiap individu merasa bahwa kebudayaan yang paling baik dan lebih tinggi
dibandingkan dengan kebudayaan lainnya. Misalnya, sebagai berikut :
Bangsa Amerika angga akan kMASYARAKAT MULTIKULTURAL
Bangsa Amerika angga akan kMASYARAKAT MULTIKULTURAL
I. PENGERTIAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
a. Menurut J.S Furnivall
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam satu kesatuan politik
b. J. Nasikun
Masyarakat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memilki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga system nilai dari kesatuan-kedsatuan social serta sering munculnya konflik-konflik social
c. Menurut Van den Berg
Masyarakat multicultural memiliki karakteristik :
Masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam satu kesatuan politik
b. J. Nasikun
Masyarakat majemuk sejauh masyarakat tersebut secara structural memilki sub-subkebudayaan yang bersifat diverse yang ditandai oleh kurang berkembangnya system nilai yang disepakati oleh seluruh anggota masyarakat dan juga system nilai dari kesatuan-kedsatuan social serta sering munculnya konflik-konflik social
c. Menurut Van den Berg
Masyarakat multicultural memiliki karakteristik :
1. Terjadinya
segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering kali memiliki
subkebudayaan yang berbeda satu sama lain
2. Memiliki
struktur social yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer
3. Kurang
mengembangkan consensus di antara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai
social yang bersifat mendasar
4. Relative
sering terjadi konflik diantara kelompok yang ada
5. Secara
relative integrasi social tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di
bidang ekonomi
6. Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok-kelompok yang lain.
·
Ciri-ciri masyarakat multicultural secara umum:
1. Adanya
pengakuan terhadap perbedaann & kompleksifitas kehidupan .
2. Adanya
perlakuan yan g sama terhadap semua komunitas baik yang mayoritas maupun
minoritas .n
3. Kesederajatan
kedudukan dalam keaneragaman dan perbedaan secara individu / kelompok .n
4. Penghargaan
yan g tinggi terhadap HAM dan saling menghormati .n
5. Adanya
kebersamaan , kerjasama dan hidup berdampingann
·
Jenis-jenis masyarakat multikultur/majemuk
1. Masyarakat majemuk dengan kompetisi seimbang
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang memiliki kekuatan kompetisi seimbang
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang memiliki kekuatan kompetisi seimbang
2. Masyarakat majemuk dengan mayoritas dominan
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang
3. Masyarakat majemuk denganminoritas dominan
Kelompok minoritas memiliki kekuatan kompetitif di atas yang lain sehingga mendominasi politik dan ekonomi
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Tidak ada satu kelompokpun mempunyai posisi politik atau ekonomi dominan
Terdiri atas sejumlah komunitas atau kelompok etnik yang kekuatan kompetitifnya tidak seimbang
3. Masyarakat majemuk denganminoritas dominan
Kelompok minoritas memiliki kekuatan kompetitif di atas yang lain sehingga mendominasi politik dan ekonomi
4. Masyarakat majemuk dengan fragmentasi
Tidak ada satu kelompokpun mempunyai posisi politik atau ekonomi dominan
II. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA MASYARAKAT MULTIKULTURAL
INDONESIA
1. Keadaan geografis
Terdiri dari 17 ribu pulau merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya multicultural suku bangsa di Indonesia
2. Pengaruh kebudayaan asing
Karena terletak di jalur perlintasan menungkinakan penyebaran agama dan kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang
3. Kondisi iklim yang berbeda
Perbedaan tempat tinggal, dipantai dan dipedalaman, perbedaan curah hujan dan kesuburan menyebabkan masyarakat Indonesia berbeda.
1. Keadaan geografis
Terdiri dari 17 ribu pulau merupakan factor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya multicultural suku bangsa di Indonesia
2. Pengaruh kebudayaan asing
Karena terletak di jalur perlintasan menungkinakan penyebaran agama dan kebudayaan yang dibawa oleh para pedagang
3. Kondisi iklim yang berbeda
Perbedaan tempat tinggal, dipantai dan dipedalaman, perbedaan curah hujan dan kesuburan menyebabkan masyarakat Indonesia berbeda.
·
Integrasi masyarakat Indonesia dalam kesatuan
wilayah Republik Indonesia dipicu oleh peristiwa:
1. Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit telah mempersatukan suku bangsa-suku bangsa Indonesia
dalam kesatuan politis, ekonomis dan social.
2. Kekuasaan
kolonialisme Belanda selama tiga setengah abad telah menyatukan suku
bangsa-suku bangsa di Indonesia dalam satu kesatuan nasib dan cita-cita
3. Selama
pergerakan nasional, para pemuda Indonesia telah menolak menonjolkan isu
kesukubangsaan dan melahirkan Sumpah Pemuda
4. Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia RI 17 Agustus yang mendapat dukungan dari semua suku
bangsa di Indonesia yang mengalami nasib yang sama di bawah penjajahan Belanda
dan Jepang.
III. KEANEKARAGAMAN KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTURAL
DI INDONESIA
·
Menurut Koentjaraningrat, klasifikasi
keanekaragaman warna masyarakat dan kebudayaan di Indonesia adalah:
1. Tipe
Masyarakat berdasarkan system berkebun yang sangat sederhana
2. Tipe
masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah
3. Tipe
masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di lading atau sawah
dengan orientasi kota
4. Tipe masyarakat
pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai tanaman
pokoknya
5. Tipe
masyarakat perkotaan
6. Tipe
masyarakat metropolitan
·
Pengelompokan dalam beberapa kelompok tertentu:
1. kelompok etnis
Bentuk kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap dan system politik serta telah mengembangkan subkulturnya sendiri.
Kelompok etnis yang ada di Indonesia:
Bentuk kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap dan system politik serta telah mengembangkan subkulturnya sendiri.
Kelompok etnis yang ada di Indonesia:
1. Pulau
Sumatra (suku Aceh, Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawai, Nias,
Palembang, Lampungh)
2. Pulau
Kalimantan (suku Dayak, Banjar, Melayu)
3. Pulau
Jawa (suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger, Betawi)
4. Pulau
Sulawesi (suku Minahasa, Sangir, Bolang Mangondo, Gorontalo, Toraja, Bugis,
Makasar, Mandar)
5. Pulau
Bali (suku Bali Aga, orang Bali pendatang)
6. Pulau
Maluku (suku Ambon, Kei, Tual, Dobo, Morotai)
7. Pulau
Papua (suku Waigeo, Bantanta, Timika, Asmat, Dani, Kubu Anak dalam)
8. Pulau
Nusa Tenggara (suku Sasak, Dompu, Helong, Timor, Lio, Alor)
2. Kelompok keagamaan
Indonesia terdiri atas banyak pemeluk umat beragama.
Indonesia terdiri atas banyak pemeluk umat beragama.
3. Kelompok social berdasarkan stratifikasi social
Stratifikasi tidak hanya mendasarkan pada aspek ekonomi saja, tetapi orang mulai berlomba menaikkan status social dengan pendidikan
Stratifikasi tidak hanya mendasarkan pada aspek ekonomi saja, tetapi orang mulai berlomba menaikkan status social dengan pendidikan
IV. MASALAH YANG TIMBUL AKIBAT KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
1. Kesenjangan Multidimensional
Terdapat kesenjangan hamper semua aspek kehidupan.
Terdapat kesenjangan hamper semua aspek kehidupan.
·
Kesenjangan aspek kemasyarakatan
Mencakup penyelenggaraan organisasi social,
system politik, dan system hokum
·
Kesenjangan sosiografis antara pulau Jawa dan
pulau-pulau di Indonesia
Kesenjangan dalam hal kepadatan penduduk,
kemajuan pendidikan, dan tingkat kemakmuran serta keterlibatan dalam komunikasi
serta telekomunikasi nasional maupun internasional
·
Kesenjangan yang berkaitan dengan aspek materiil
Perkembangan industrialisasi yang terkonsentrasi
di Pulau Jawa telah memperbesar kesenjangan Jawa dan luar Jawa.
·
Kesenjangan antara mayoritas dan minoritas
1. Kesenjangan
antara pribumi dan non pribumi
2. Kesenjangan
antara penganut agama mayoritas dan penganut agama minoritas
3. Kesenjangan
antara kaya dan miskin
4. Kesenjangan
dalam bidang sosiokultural yang menyangkut struktur piramida kekuasaan
2. Konflik antaretnis dan antarpemeluk agama yang berbeda
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang etrgolong pribumu dengan kelompok suku bangsa yang etrgolong pendatang, yang diakibatkan oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang(oknum) yang bertindak sebagai preman dan criminal yang telah mendominasi hamper keseluruhan bidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror
Dampak dari pendominasian kekerasan dan terror:
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang etrgolong pribumu dengan kelompok suku bangsa yang etrgolong pendatang, yang diakibatkan oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang(oknum) yang bertindak sebagai preman dan criminal yang telah mendominasi hamper keseluruhan bidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror
Dampak dari pendominasian kekerasan dan terror:
·
kemunculan kesadaran dan kemantapankesukubangsaan
pada mereka yang merasa ditidakadili dan yang menjadi tidak berdaya sebagai
lawan dari kesukubangsaan para preman dan orang-orang yang tergolong sebagai
suku bangsa preman
·
Kemunculan dan kemantapan stereotif dan prasangka
terhadap mereka yang tergolong suku bangsa preman dan pelaku criminal yang
didasari oleh kebencian yang mendalam.
·
Munculnya perlawanan secara perorangan dan
kelompok-kelompok kecil dari masyarakat terhadap dominasi preman dan pelaku
criminal.
V. Perkembangan Keanekargaman dalam Masyarakat
Interaksi yaitu berkumpulnya anggota kelompok
yang berbeda dalam satu kelompok sosial yang sama. Suatu kelompok social
berdasarkan atas persamaan daerah, suku bangsa, agama, ras, dan lapisan social
sehingga dapat disatukan menjadi sebuah kelompok social.
Dalam kelompok social itu terjadi persilangan ( interseksi ) maupun konsolidasi, misalnya antara Klan dan suku bangsa. Keadaan demikian oleh Peter M. Blau disebut sebagai intersected social structure dan consolidated social structure.
Dalam kelompok social itu terjadi persilangan ( interseksi ) maupun konsolidasi, misalnya antara Klan dan suku bangsa. Keadaan demikian oleh Peter M. Blau disebut sebagai intersected social structure dan consolidated social structure.
A. Intersected social structure
Suatu struktur social dinamakan intersected apabila keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang ada bersifat silang – menyilang (interseksi). Sebuah kelompok terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras, agama, dll.
Keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang saling menyilang ( intersected atau cross cutting affiliation ) akan menimbulan terjadinya loyalitas yang juga silang – menyilang ( cross cutting loyalities ).
Interseksi ( Persilangan ) Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok-Kelompok Sosial :
Interaksi merupakan gambaran tentang terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok social tertentu, hal ini terjadi akibat adanya sifat keterbukaan dalam system pelapisan social dan diferensiasi social yang ada dalam masyarakat.
Contohnya adalah orang dari suku Jawa, Madura, Sunda yang masuk menjadi anggota partai A sehingga tergolong pada masyarakat yang berpartisipasi palitik di partai A.
Suatu struktur social dinamakan intersected apabila keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang ada bersifat silang – menyilang (interseksi). Sebuah kelompok terdiri dari berbagai latar belakang suku, ras, agama, dll.
Keanggotaan para warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social yang saling menyilang ( intersected atau cross cutting affiliation ) akan menimbulan terjadinya loyalitas yang juga silang – menyilang ( cross cutting loyalities ).
Interseksi ( Persilangan ) Keanggotaan Warga Masyarakat dalam Kelompok-Kelompok Sosial :
Interaksi merupakan gambaran tentang terjadinya persilangan keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok social tertentu, hal ini terjadi akibat adanya sifat keterbukaan dalam system pelapisan social dan diferensiasi social yang ada dalam masyarakat.
Contohnya adalah orang dari suku Jawa, Madura, Sunda yang masuk menjadi anggota partai A sehingga tergolong pada masyarakat yang berpartisipasi palitik di partai A.
Cross cutting affiliations yang melahirkan cross
cutting loyality, selain dapat meredakan konfllik juga dapat digunakan sebagai
penyeimbang untuk mencegah terjadinya konflik yang tajam di antara suku – suku
bangsa.
Jadi, konsekuensi perubahan interseksi terhadap diferensial adalah perubahan yang mengarah pada kemajuan dalam segala aspek kehidupan dengan maksud mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih ber- Bhineka Tunggal Ika.
Jadi, konsekuensi perubahan interseksi terhadap diferensial adalah perubahan yang mengarah pada kemajuan dalam segala aspek kehidupan dengan maksud mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih ber- Bhineka Tunggal Ika.
·
Proses persilangan antarkelompok masyarakat akan
memberikan dampak sebagai berikut
1. Melahirkan
perasaan saling memiliki dan tanggung jawab
2. Mengikat,
terhadap tempat atau wadah keanggotaannya
3. Tetap
memilki loyalitas terhadap kelompok sosialnya
4. Mengecek
terjadinya konflik antarkelompok social tersebut
5. Mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa
B. Consolidated social structure
Struktur social masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter, sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Sebuah kelompok social merupakan wadah orang – orang yang stu ras, satu suku bangsa, atau satu agama
Struktur social masyarakat disebut consolidated apabila terjadi tumpang tindih parameter, sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga masyarakat di dalam kelompok social. Sebuah kelompok social merupakan wadah orang – orang yang stu ras, satu suku bangsa, atau satu agama
Konsolidasi Keanggotaan Warga Masyarakat dalam
Kelompok Sosial
Kata konsolidasi berasal dari bahsa latin consolidation, yang artinya penguatan. Konsolidasi adalah gambaran tentang terjadinya proses memperkuat hubungan, persatuan, atau tumpang tindihnya keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social tertentu akibat adanya sifat keterbukaan dalam system deferensiasi.
Kata konsolidasi berasal dari bahsa latin consolidation, yang artinya penguatan. Konsolidasi adalah gambaran tentang terjadinya proses memperkuat hubungan, persatuan, atau tumpang tindihnya keanggotaan warga masyarakat dalam kelompok – kelompok social tertentu akibat adanya sifat keterbukaan dalam system deferensiasi.
Proses Interaksi dan Konsolidasi Keanggotaan
Warga Masyarakat dalam Kelompok Sosial :
Proses kehidupan bermasyarakat mulai dari adanya kelompok yang paling kecil yang disebut keluarga. Dari keluarga tersebut auatu kelompok yang disebut Klan. Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui keturunan ayah ( patrilineal ) dan garis keturunan ibu ( matrilineal ) yang menunjukkan adanya integrasi social, seperti kesatuan wilayah, adapt istiadat, hak – hak istimewa. Contohnya adalah perkawinan wanita dari Bali denagn seorang laki – laki dari suku Jawa. Kemudian dalam upacara perkawinan tersebut menggunakan upacara adat dari kedua suku tersebut, sehingga terwujud keserasian dan keharmonisan.
Proses kehidupan bermasyarakat mulai dari adanya kelompok yang paling kecil yang disebut keluarga. Dari keluarga tersebut auatu kelompok yang disebut Klan. Klan adalah kelompok kekerabatan yang menyusun hubungan melalui keturunan ayah ( patrilineal ) dan garis keturunan ibu ( matrilineal ) yang menunjukkan adanya integrasi social, seperti kesatuan wilayah, adapt istiadat, hak – hak istimewa. Contohnya adalah perkawinan wanita dari Bali denagn seorang laki – laki dari suku Jawa. Kemudian dalam upacara perkawinan tersebut menggunakan upacara adat dari kedua suku tersebut, sehingga terwujud keserasian dan keharmonisan.
Konsekuensi Konsolidasi dalam Masyarakat
Multikultural
Di dalam masyarakat Indonesia konsolidasi atau konsolidasi atau tumpang tindih keanggotaan dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Orang Bali identik dengan Hindu, orang melayu identik dengan orang Islam, dan orang Minahasa identik dengan Kristen Protestan. Akibat adanya tumpang tindih ( konsolidasi ) keanggotaan ini anggota masyarakat dapat digolongkan menurut suku bangsa sekaligus juga dapat digolongkan menurut agama
Di dalam masyarakat Indonesia konsolidasi atau konsolidasi atau tumpang tindih keanggotaan dapat dilihat seperti contoh di bawah ini.
Orang Bali identik dengan Hindu, orang melayu identik dengan orang Islam, dan orang Minahasa identik dengan Kristen Protestan. Akibat adanya tumpang tindih ( konsolidasi ) keanggotaan ini anggota masyarakat dapat digolongkan menurut suku bangsa sekaligus juga dapat digolongkan menurut agama
Dari contoh diatas, terlihat bahwa terjadi
tumpang tindih parameter sehingga terjadi penguatan identitas keanggotaan warga
masyarakat di dalam kelompok social. Adanya kelompok social yang berusaha
mempertahankan identitas dirinya seperti suku bangsa dan agama ini dinamakan
primoordialisme.
Primordialisme yang terbentuk ini dapat berdampa positif dan negative. Apabila primordialisme itu diarahkan untuk memelihara kekerabatan serta budaya daerah dalam menunjang persatuan bangsa dan terpeliharanya kebudayaan nasional bangsa maka primordialisme dikatakan berdampak positif.
Primordialisme yang terbentuk ini dapat berdampa positif dan negative. Apabila primordialisme itu diarahkan untuk memelihara kekerabatan serta budaya daerah dalam menunjang persatuan bangsa dan terpeliharanya kebudayaan nasional bangsa maka primordialisme dikatakan berdampak positif.
Primordialisme juga dapat bersifat negative jika
primordialisme melahirkan sikap rasialisme, sukuisme, dan primordialisme
ekstrimisme sehingga akan mengganggu dan memudarkan persatuan dan kesatuan
bangsa.
Adanya primordialisme sebagaimana diuraikan diatas, juga mendorong lahirnya berbagai organisasi social politik, diantaranya adalah Partai Nasional Indoneaia ( PNI ), Majelis Syura Muslim Indonesia ( Masyumi ). Di samping itu ada pula organisasi – organisasi lainnya yang bersifat kedaerahan, antara lain Jong Java, Jong Sumatera Bond, dll.
Adanya primordialisme sebagaimana diuraikan diatas, juga mendorong lahirnya berbagai organisasi social politik, diantaranya adalah Partai Nasional Indoneaia ( PNI ), Majelis Syura Muslim Indonesia ( Masyumi ). Di samping itu ada pula organisasi – organisasi lainnya yang bersifat kedaerahan, antara lain Jong Java, Jong Sumatera Bond, dll.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konsekwensi
perubahan konsolidasi terhadap diferensiasi social pada masa lalu hanya sekedar
untuk mengikat persatuan bagi kepentingan kelompok atau kepentingan tertentu.
Sedangkan masa sekarang konsolidasi mengikat persatuan untuk kepentingan yang
lebih besar, yaitu kepentingan bangsa dan Negara di segala bidang.
VI. Masalah Perkembangan Kelompok Sosial
1. Primordialisme
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku – suku bangsa.
Latar belakang timbulnya primordialisme antara lain sebagai berikut
Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada ras, suku bangsa, daerah asal, dan agama.
Ingin mempertahankan keunggulan kelompok atau komunitas dari ancaman luar.
Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi karena keterkaitann dengan system keyakinan, misalnya nilai keagamaan dan falsafah hidup di dalamnya.
Primordialisme adalah paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku – suku bangsa.
Latar belakang timbulnya primordialisme antara lain sebagai berikut
Adanya sesuatu yang dianggap istimewa pada ras, suku bangsa, daerah asal, dan agama.
Ingin mempertahankan keunggulan kelompok atau komunitas dari ancaman luar.
Adanya nilai – nilai yang dijunjung tinggi karena keterkaitann dengan system keyakinan, misalnya nilai keagamaan dan falsafah hidup di dalamnya.
·
Dampak negative dari primordialisme antara lain
1. Menghambat
hubungan antarbangsa
2. Menghambat
proses asimilasi dan integrasi
3. Mengurangi
bahkan menghilangkan objektivitas ilmu pengetahuan.
4. Penyebab
terjadinya diskriminasi ( perbedaan secara sengaja terhadap) golongan tertentu
yang didasarkan pada ras, agama, mayoritas, dan minoritas masyarakat ).
5. Merupakan
kekuatan terpendam ( potensi ) terjadinya konflik antara suku suku bangsa.
·
Sedangkan dampak sisi positif primordialiisme
antara lain sebagai berikut
1. Meneguhkan
cinta tanah air
2. Mempertinggi
kesetiaan terhadap bangsa
3. Mempertinggi
semangat patriotisme
4. Menjaga
keutuhan dan kestabilan budaya
2. Etnosentris
Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling baik.
Etnosentris adalah sikap menilai unsur – unsur kebudayaan lain dengan menggunakan kebudayaan sendiri. Dapat diartikan pula sebagai sikap yang menganggap cara hidup bangsa merupakan cara hidup yang paling baik.
·
Dampak negatifyang lebih luas dari sikap
etnosentris lainnya, yaitu :
• Mengurangi keobjektifan ilmu pengetahuaan
• Menghammbat pertukaran budaya
• Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
• Memicu timbulnya konflik social
• Menghammbat pertukaran budaya
• Menghambat proses asimilasi kelompok yang berbeda
• Memicu timbulnya konflik social
Bukti adanya sikap Etnosentris adalah hamper
setiap individu merasa bahwa kebudayaan yang paling baik dan lebih tinggi
dibandingkan dengan kebudayaan lainnya. Misalnya, sebagai berikut :
Bangsa Amerika angga akan kekayaan materinya.
Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
Bnagsa Italy bangga akan musiknya
Bangsa Amerika angga akan kekayaan materinya.
Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
Bnagsa Italy bangga akan musiknya
3. Pengertian aliran politik
Politik aliran berasal dari kata pliyik dan aliran, politik artinya segala urisan dan tindakan ( kebijakan dan siasat ) mengenai pemerintahan Negara. Sedangkan aliran, artinya haluan, pendapat, paham politik, dan pandangan hidup.
Jadi politik aliran adalah sebagai suatu kebijakan atau siasat yang dijadikan haluan, paham politik, atau pandangan hidup oleh suatu orang atau kelompok masyarakat.
Politik aliran berasal dari kata pliyik dan aliran, politik artinya segala urisan dan tindakan ( kebijakan dan siasat ) mengenai pemerintahan Negara. Sedangkan aliran, artinya haluan, pendapat, paham politik, dan pandangan hidup.
Jadi politik aliran adalah sebagai suatu kebijakan atau siasat yang dijadikan haluan, paham politik, atau pandangan hidup oleh suatu orang atau kelompok masyarakat.
Proses Perkembangan Politik Aliran
Perkembangan kehidupan politik (system politik) sebagai konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk (diferensiasi social) dan pelapisan social (stratifikasi social) disamping proses–proses social yang lain.
Perkembangan kehidupan politik (system politik) sebagai konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk (diferensiasi social) dan pelapisan social (stratifikasi social) disamping proses–proses social yang lain.
Perkembangan Politik Aliran di Indonesia
Adanya politik aliran pada masa lalu yang bersifat primordial antara lain terlihat seperti, adanya Partai Nasonal Indonesia ( PNI ), Persatuan Rakyat Marheni Indonesia ( PERMAI ), Partai Buruh Indonesia ( PBI ), dll.
Adanya politik aliran pada masa lalu yang bersifat primordial antara lain terlihat seperti, adanya Partai Nasonal Indonesia ( PNI ), Persatuan Rakyat Marheni Indonesia ( PERMAI ), Partai Buruh Indonesia ( PBI ), dll.
ekayaan materinya.
Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
Bnagsa Italy bangga akan musiknya
Bangsa Prancis bangga akan bahasanya
Bnagsa Italy bangga akan musiknya
3. Pengertian aliran politik
Politik aliran berasal dari kata pliyik dan aliran, politik artinya segala urisan dan tindakan ( kebijakan dan siasat ) mengenai pemerintahan Negara. Sedangkan aliran, artinya haluan, pendapat, paham politik, dan pandangan hidup.
Jadi politik aliran adalah sebagai suatu kebijakan atau siasat yang dijadikan haluan, paham politik, atau pandangan hidup oleh suatu orang atau kelompok masyarakat.
Politik aliran berasal dari kata pliyik dan aliran, politik artinya segala urisan dan tindakan ( kebijakan dan siasat ) mengenai pemerintahan Negara. Sedangkan aliran, artinya haluan, pendapat, paham politik, dan pandangan hidup.
Jadi politik aliran adalah sebagai suatu kebijakan atau siasat yang dijadikan haluan, paham politik, atau pandangan hidup oleh suatu orang atau kelompok masyarakat.
Proses Perkembangan Politik Aliran
Perkembangan kehidupan politik (system politik) sebagai konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk (diferensiasi social) dan pelapisan social (stratifikasi social) disamping proses–proses social yang lain.
Perkembangan kehidupan politik (system politik) sebagai konsekuensi adanya kehidupan masyarakat yang majemuk (diferensiasi social) dan pelapisan social (stratifikasi social) disamping proses–proses social yang lain.
Perkembangan Politik Aliran di Indonesia
Adanya politik aliran pada masa lalu yang bersifat primordial antara lain terlihat seperti, adanya Partai Nasonal Indonesia ( PNI ), Persatuan Rakyat Marheni Indonesia ( PERMAI ), Partai Buruh Indonesia ( PBI ), dll.
Adanya politik aliran pada masa lalu yang bersifat primordial antara lain terlihat seperti, adanya Partai Nasonal Indonesia ( PNI ), Persatuan Rakyat Marheni Indonesia ( PERMAI ), Partai Buruh Indonesia ( PBI ), dll.
No comments:
Post a Comment